Dari ketiga video/film yang dilihat di kuliah Antropologi pagi tadi, ada satu yang menarik perhatianku: sebuah kisah inspiratif dari seorang Alumni IPB bernama Danang Ambar Prabowo (untuk mengetahui kisah lengkapnya bisa dibuka: Sang Pembuat Jejak atau langsung buka blog dari sang inspirator Danang Ambar Prabowo ).
Sontak saja melihat film dokumenter ini, aku langsung teringat dengan salah satu temanku yang kebetulan beberapa hari silam mengirimiku sebuah SMS curcol, yang berisi:
Yang pengen aku garis bawahi ialah saat Mas Danang menuliskan 100 mimpinya ke dalam dua lembar kertas buram yang ditempel di pintu lemari, banyak kawan- kawannya yang mencemooh dan mentertawai apa yang ditulis Mas Danang. Sebagian besar dari mereka menganggap dia hanya mampu bermimpi dan tidak berpikiran realistis. Mas Danang mendiamkan teman- temannya, namun dia tidak diam untuk mewujudkan impiannya. Dialah seorang aktivis yang telah memberi jejak, kadang nilai IPnya turun, banyak masalah menerpa kehidupannya. Tapi satu hal, dia masih bisa bermimpi! Dan akhirnya saat- saat itu datang, satu persatu mimpinya terwujud, hingga akhirnya 100 butir mimpinya mampu dia coret dari daftar.
Mungkin sudah bukan hal baru lagi, seorang motivator menyarankan kita untuk menuliskan mimpi- mimpi kita ke dalam selembar kertas. Mendengar mengenai cara ini, awalnya aku juga berpikiran seperti teman- teman Mas Danang. Tapi sekarang kita bisa lihat kisah diatas, bagaimana ampuhnya sebuah list- list mimpi tersebut sebagai penyemangat, sebagai sebuah drive atau dorongan untuk kita melangkah ke depan.
Bukankah hidup terlampau singkat untuk dihabiskan dengan bermimpi yang hanya bersemanyam dalam angan- angan?

0 komentar:
Posting Komentar